WARTA SPB, Muara Teweh - Pada masa raya Paskah, hal yang sering dilakukan oleh warga jemaat untuk mengenang orang-orang yang dikasihi mereka adalah dengan mendatangi makam keluarga, tidak hanya untuk berjiarah namun dibarengi dengan kegiatan membersihkan sekitar makam, memugar, bahkan sebagian bermalam. Kesemuanya ini dilakukan dengan perasaan sukacita.
Sejak pukul 15.00 sore hari sabtu, terpantau ratusan warga jemaat GKE Muara Teweh sudah terlihat di komplek pekuburan kristen. Dari kacamata W-SPB yang sudah berada di lokasi pada pukul 24.30 WIB, sudah banyak warga yang menghidupkan lilin di makam-makam keluarganya.
Salah satu warga jemaat, Suprapto saat di temui Warta SPB, menyampaikan terimakasih kepada Majelis Jemaat yang telah memfasilitasi kebaktian subuh di pemakaman. Ini merupakan tahun ke empat ia dan jajaran keluarganya mengikuti kebaktian subuh pasca ditinggalkan oleh Istri tercintanya.
Dari pantauan W-SPB, cuaca cukup mendukung pelaksanaan ibadah subuh tahun 2018 kali ini. Berbeda halnya dengan pelaksanaan ibadah sudbuh pada tahun 2017 yang diguyur hujan sangat deras sejak pukul 22.00 malamnya. Ratusan warga jemaat secara khusuk berdoa bersama.
"Keragu-raguan Wanita yang datang pagi-pagi sekali ke kubur Yesus, menggambarkan kegelisahan umat manusia akan kehidupannya yang fana. Yesus Kristus adalah jawaban atas kesemuannya itu. Ia mati di atas kayu salib untuk menebus dosa-dosa kita umat manusia. Kasih Setia Tuhan memberkati dan meneguhkan iman dan Pengharapan Keluarga", ujar Pdt. Jos Yakpalda Bataha. S.Th menguaikan Nast Firman Tuhan dari Markus 16: 1-8, saat memimpin ibadah subuh di pemakaman Kristen Km.7 Muara Teweh yang didampingi Penetua Jhon Fredy, A.Md.Kep sebagai petugas pendamping dari lingkungan Pelayanan IV. (sdp)
Salah satu warga jemaat, Suprapto saat di temui Warta SPB, menyampaikan terimakasih kepada Majelis Jemaat yang telah memfasilitasi kebaktian subuh di pemakaman. Ini merupakan tahun ke empat ia dan jajaran keluarganya mengikuti kebaktian subuh pasca ditinggalkan oleh Istri tercintanya.
Dari pantauan W-SPB, cuaca cukup mendukung pelaksanaan ibadah subuh tahun 2018 kali ini. Berbeda halnya dengan pelaksanaan ibadah sudbuh pada tahun 2017 yang diguyur hujan sangat deras sejak pukul 22.00 malamnya. Ratusan warga jemaat secara khusuk berdoa bersama.
"Keragu-raguan Wanita yang datang pagi-pagi sekali ke kubur Yesus, menggambarkan kegelisahan umat manusia akan kehidupannya yang fana. Yesus Kristus adalah jawaban atas kesemuannya itu. Ia mati di atas kayu salib untuk menebus dosa-dosa kita umat manusia. Kasih Setia Tuhan memberkati dan meneguhkan iman dan Pengharapan Keluarga", ujar Pdt. Jos Yakpalda Bataha. S.Th menguaikan Nast Firman Tuhan dari Markus 16: 1-8, saat memimpin ibadah subuh di pemakaman Kristen Km.7 Muara Teweh yang didampingi Penetua Jhon Fredy, A.Md.Kep sebagai petugas pendamping dari lingkungan Pelayanan IV. (sdp)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar