Nast Bacaan:
Yohanes 11 : 45 - 57
Kisah lnjil hari ini masih sangat terasa
dalam hidup kita sampai saat ini. Bahwa ada
banyak saudara-saudari kita yang berkehendak baik selalu menjadi korban kecemburuan
orang yang rakus, entah rakus akan kekayaan duniawi atau rakus akan politik, rakus
akan kedudukan.
Puji Tuhan bahwa dari antara sesama kita yang berkehendak
baik, walaupun mereka ditantang dari berbagai sudut kehidupannya, masih tetap berjuang,
tanpa putus asa, mempromosikan kebenaran dan kejujuran dalam hidup mereka.
Bagi orang-orang
seperti ini patut kita puji dan doakan terus agar selalu kuat dan sehat. Mudah-mudahan
contoh hidup mereka selalu menjadi inspirasi bagi banyak orang, termasuk kita.
Kalau saya renungkan kehidupan dari
mereka yang selalu mempromosikan kebenaran dan kejujuran, serta berjuang untuk meningkatkan
taraf hidup sesama, dari kehidupan miskin ke taraf hidup yang lebih baik dari kehidupan
terlantar ke kehidupan yang teroganisir, dari kehilangan hak dan kebebasan menjadi
pribadi yang merasa punya harga diri dan kebebasan untuk mengungkapkan pikiran dalam diri orang ini saya temukan Kristus yang
sungguh hidup.
Kita dapat merasakan dan percaya bahwa orang-orang hebat dalam Injil ini sudah
dipenuhi oleh Roh Tuhan. Sabda Tuhan sudah menjadi pelita hidup mereka. Sabda Tuhan
sudah menjadi jiwa hidup mereka. Mereka sudah menjadi Kristus bagi orang lain. Sabda
Kristus bukan lagi sesuatu yang sangat abstrak, tetapi sebaliknya sungguh hidup
dan sangat konkret.
Yesus Kristus yang hari harinya selalu
mengajar dan melayani orang sakit membangkitkan orang mati, memperbanyakkan roti
dan ikan bagi mereka yang lapar, ditantang oleh mereka yang rakus akan kuasa dan
takut akan kehilangan pengikut.
Dorongan roh jahat ini sungguh sangat kuat dalam
diri mereka dan mewujud nyatakan kebencian mereka dengan menyalibkan Yesus Kristus
yang tidak bersalah. Kemudian Salib Kristus bukan lagi dilihat sebagai kutukan,
tetapi justru sebagai tanda kemenangan.
Dia yang benar, disalibkan dan buah dari
penderitaan dan darah orang benar adalah kemenangan. Lewat Salib,Yesus sudah membawa
kemenangan Bagi kita yang mengimani Kristus. Salib sudah diartikan sebagai lambang
kemenangan.
Dalam hidup kadang kita juga alami keterpurukan, dikianati
dan disakit. Lewat penderitaan itu tanpa disadari Tuhan memberi kita berkat berlimpah.
Kita berdoa semoga Tuhan selalu memberi kita kesabaran dan kekuatan.
Di kala kita
menderita, pandanglah Salib Kristus. Kristus
tahu apa artinya penderitaan karena Dia sendiri sudah mengalaminya. Penderitaan
kita tidak seberapa dibandingkan dengan penderitaan Kristus.
Pada tahun 155 M, hiduplah seorang
Uskup di kota Smyrna yang bernama, Polycarpus. Dia ditangkap oleh pemerintah
Romawi untuk diadili.
Saat diminta perwira Romawi untuk menyangkal imannya, dia
menjawab, “Selama 86 tahun aku berbakti kepada Kristus dan selama itu belum
pernah Dia mengecewakan aku. Bagaimana aku dapat mengutuki Raja yang
menyelamatkan aku?”
Sikap teguh dan kesetiaannya kepada Yesus mengakibatkan
dirinya dibakar pada sebuah tiang gantungan.
Penderitaan tidak pernah lepas dari
hidup manusia. Sebab manusia yang ada di dunia adalah berdosa. Namun, kita
perlu membedakan antara penderitaan yang disebabkan karena kesalahan diri
sendiri atau karena iman.
Penderitaan karena kesalahan diri tentu tak patut
dipuji, justru dijadikan sebagai cara untuk memperbaiki diri. Penderitaan
karena iman dilihat sebagai ganjaran yang mesti kita terima. Meski sebagai
sebuah kasih karunia dari Allah, terkadang harus diakui terasa berat untuk
ditanggung.
Di sini penulis mengajak umat untuk
tidak fokus pada luka dan penderitaannya, tetapi mau melihat Tuhan. Dia yang
telah dicaci maki, difitnah, diludahi, dipukuli bahkan sampai dibunuh di kayu
salib adalah kekuatan bagi orang percaya.
Salib adalah lambang kutukan dan penghukuman.
Setiap orang yang disalib dianggap sebagai orang yang dikutuk dari hukum
pemerintah dan agama.
Menariknya Yesus tidak tidak menggunakan kekuasaan-Nya
untuk menghukumnya. Sebaliknya Dia menerimanya dengan keiklasan sebagai bagian
hidup yang harus dijalani demi untuk penyelamatan manusia.
Keteguhan hati untuk
tetap setia, meski penuh penderitaan inilah yang harus dijadikan arah dan
pandang umat percaya. Oleh bilur itu kita diselamatakan.
Saat ini banyak sekali orang yang
tidak kuat dengan penderitaan hidup. Banyak yang meninggalkan Tuhan karena
tidak kuat dengan tekanan, penderitaan, dan kesuskesan hidup.
Saat kita
menderita, marilah kita selalu memandang penderitaan Yesus yang jauh lebih
besar.
Mari Memandang Salib Kristus, yang menjadi kekuatan kita.
Selamat memasuki Masa Sengsara V. Tuhan Yesus Memberkati!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar