Selamat Datang di Website SPB Majelis Jemaat GKE Muara Teweh

Jumat, 29 Maret 2019

PANDANGLAH SALIB KRISTUS!


Nast Bacaan:
Yohanes 11 : 45 - 57
Kisah lnjil hari ini masih sangat terasa dalam hidup kita sampai saat ini.  Bahwa ada banyak saudara-saudari kita yang berkehendak baik selalu menjadi korban kecemburuan orang yang rakus, entah rakus akan kekayaan duniawi atau rakus akan politik, rakus akan kedudukan. 

Puji Tuhan bahwa dari antara sesama kita yang berkehendak baik, walaupun mereka ditantang dari berbagai sudut kehidupannya, masih tetap berjuang, tanpa putus asa, mempromosikan kebenaran dan kejujuran dalam hidup mereka. 

Bagi orang-orang seperti ini patut kita puji dan doakan terus agar selalu kuat dan sehat. Mudah-mudahan contoh hidup mereka selalu menjadi inspirasi bagi banyak orang, termasuk kita.

Kalau saya renungkan kehidupan dari mereka yang selalu mempromosikan kebenaran dan kejujuran, serta berjuang untuk meningkatkan taraf hidup sesama, dari kehidupan miskin ke taraf hidup yang lebih baik dari kehidupan terlantar ke kehidupan yang teroganisir, dari kehilangan hak dan kebebasan menjadi pribadi yang merasa punya harga diri dan kebebasan untuk mengungkapkan pikiran  dalam diri orang ini saya temukan Kristus yang sungguh hidup. 

Kita dapat merasakan dan percaya bahwa orang-orang hebat dalam Injil ini sudah dipenuhi oleh Roh Tuhan. Sabda Tuhan sudah menjadi pelita hidup mereka. Sabda Tuhan sudah menjadi jiwa hidup mereka. Mereka sudah menjadi Kristus bagi orang lain. Sabda Kristus bukan lagi sesuatu yang sangat abstrak, tetapi sebaliknya sungguh hidup dan sangat konkret.

Yesus Kristus yang hari harinya selalu mengajar dan melayani orang sakit membangkitkan orang mati, memperbanyakkan roti dan ikan bagi mereka yang lapar, ditantang oleh mereka yang rakus akan kuasa dan takut akan kehilangan pengikut. 

Dorongan roh jahat ini sungguh sangat kuat dalam diri mereka dan mewujud nyatakan kebencian mereka dengan menyalibkan Yesus Kristus yang tidak bersalah. Kemudian Salib Kristus bukan lagi dilihat sebagai kutukan, tetapi justru sebagai tanda kemenangan. 

Dia yang benar, disalibkan dan buah dari penderitaan dan darah orang benar adalah kemenangan. Lewat Salib,Yesus sudah membawa kemenangan Bagi kita yang mengimani Kristus. Salib sudah diartikan sebagai lambang kemenangan.

Dalam  hidup kadang kita juga alami keterpurukan, dikianati dan disakit. Lewat penderitaan itu tanpa disadari Tuhan memberi kita berkat berlimpah. Kita berdoa semoga Tuhan selalu memberi kita kesabaran dan kekuatan. 

Di kala kita menderita, pandanglah Salib Kristus.  Kristus tahu apa artinya penderitaan karena Dia sendiri sudah mengalaminya. Penderitaan kita tidak seberapa dibandingkan dengan penderitaan Kristus.

Pada tahun 155 M, hiduplah seorang Uskup di kota Smyrna yang bernama, Polycarpus. Dia ditangkap oleh pemerintah Romawi untuk diadili. 

Saat diminta perwira Romawi untuk menyangkal imannya, dia menjawab, “Selama 86 tahun aku berbakti kepada Kristus dan selama itu belum pernah Dia mengecewakan aku. Bagaimana aku dapat mengutuki Raja yang menyelamatkan aku?” 

Sikap teguh dan kesetiaannya kepada Yesus mengakibatkan dirinya dibakar pada sebuah tiang gantungan.

Penderitaan tidak pernah lepas dari hidup manusia. Sebab manusia yang ada di dunia adalah berdosa. Namun, kita perlu membedakan antara penderitaan yang disebabkan karena kesalahan diri sendiri atau karena iman. 

Penderitaan karena kesalahan diri tentu tak patut dipuji, justru dijadikan sebagai cara untuk memperbaiki diri. Penderitaan karena iman dilihat sebagai ganjaran yang mesti kita terima. Meski sebagai sebuah kasih karunia dari Allah, terkadang harus diakui terasa berat untuk ditanggung.

Di sini penulis mengajak umat untuk tidak fokus pada luka dan penderitaannya, tetapi mau melihat Tuhan. Dia yang telah dicaci maki, difitnah, diludahi, dipukuli bahkan sampai dibunuh di kayu salib adalah kekuatan bagi orang percaya. 

Salib adalah lambang kutukan dan penghukuman. Setiap orang yang disalib dianggap sebagai orang yang dikutuk dari hukum pemerintah dan agama. 

Menariknya Yesus tidak tidak menggunakan kekuasaan-Nya untuk menghukumnya. Sebaliknya Dia menerimanya dengan keiklasan sebagai bagian hidup yang harus dijalani demi untuk penyelamatan manusia. 

Keteguhan hati untuk tetap setia, meski penuh penderitaan inilah yang harus dijadikan arah dan pandang umat percaya. Oleh bilur itu kita diselamatakan.

Saat ini banyak sekali orang yang tidak kuat dengan penderitaan hidup. Banyak yang meninggalkan Tuhan karena tidak kuat dengan tekanan, penderitaan, dan kesuskesan hidup. 

Saat kita menderita, marilah kita selalu memandang penderitaan Yesus yang jauh lebih besar. 

Mari Memandang Salib Kristus, yang menjadi kekuatan kita. 

Selamat memasuki Masa Sengsara V. Tuhan Yesus Memberkati!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEGIATAN

Peran Kaum Bapak Dalam Keluarga Kristen (Bab 1)

--------------------------------- “Bapak merupakan pilar terdepan dalam menjaga keutuhan sebuah keluarga” (Esdi Pangganti) ----...

Arsip SPB