MUARA TEWEH - "Peperangan yang sesungguhnya terjadi pada zaman sekarang ini adalah peperangan Rohani. Babel merupakan symbol kesombongan, symbol keruntuhan, Symbol keinginan menyamai Tuhan. Harmagedon merupakan isyarat terjadinya peperangan di akhir zaman, dimana hal tersebut menimbulkan suatu tantangan untuk meninggalkan Tuhan, demi sebuah harapan, cita-cita, jabatan, kemewahan, dan segalanya. Karena itu jangan pernah menjadi kecewa kalau tidak mendapat jabatan atau apapun itu, walau kita penuh dengan sejuta prestasi. Jangan sampai meninggalkan Tuhan hanya demi sebuah kekuasaan", demikian disampaikan Pdt. Sebnopiana Silitonga, S.Th dalam Ibadah SPB MJGKE Muara Teweh pada Jum'at malam (15/10/2021) di Gereja Anugerah Rapen - Muara Teweh.
Lebih lanjut Pdt. Sebno menyatakan bahwa tantangan terberat saat ini adalah tantangan Iman. Dalam Wahyu 17 ayat 1, ada disebutkan kata "pelacur besar". Hal ini menyimbolkan gereja, tentu saja gereja yang tidak benar / tidak berdasarkan Firman Tuhan, gereja yang tidak tunduk kepada otoritas Kristus. Namun percayalah segala kekuasaan, jabatan, kesombongan, akan berakhir jika Tuhan yang turun tangan."Lihatlah ayat ke 16, disana disampaikan bahwa jika sebelumnya dikatakan semua orang mendukung Binatang itu, sekarang justru mereka berbalik memusuhinya, bahkan menelanjangi, memakan dagingnya dan membakarnya. Tetapi setelah Firman Allah digenapi, Allah membuka mata mereka supaya mereka bisa melihat apa yang sesungguhnya terjadi, bahwa mereka telah kena tipu Binatang itu, Binatang itu telah membuat mereka kehilangan keselamatan mereka gara-gara berpihak pada Binatang itu. Oleh karena itu apa yang kita lihat, apa yang kita alami dimasa sekarang ini, janganlah sampai kita menjual Iman kita, jangan sampai kita meninggalkan Tuhan.", ujar Pdt. Sebno dengan bersemangat.
Dalam kesaksiannya sebagai pengatar Ibadah, Bapak Jantariman Sinaga menyampaikan bahwa Ibadah memuji dan memuliakan Tuhan merupakan suatu ungkapan syukur kepada Tuhan atas kehidupan yang tetap diberikan kepada kita semua.
Pak Jantariman, begitu beliau sering disapa mencontohkan, kalau bukan karena Tuhan yang campur tangan, ia tidak bisa melewati masa terapar Covid-19 dan masa istirahat total karena jatuh sampai tidak bisa bangkit dan berjalan sehingga hidupnya sangat tergantung dengan orang lain, terutama istrinya.
"Karena itu kita patut hadir dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah yang rutin telah dijadwalkan pengurus SPB seperti hari ini, sebagai ucapan syukur bahwa kita tetap diberikan kemampuan untuk bersekutu, bersaksi dan melayani. Terimakasih Tuhan", demikian ungkap pak Jan dengan bersemangat.
Ibadah yang dipimpin oleh Liturgos, Pnt. Jhon Fredy yang juga adalah Ketua Lingkungan Pelayanan IV Jemaat GKE Muara Teweh, berlangsung lancar dan baik. Didukung Pnt. Kalumpai Maden sebagai Song Leader dan Pnt. Jhon Rangin sebagai pemain musik.
Ketua SPB MJGKE Muara Teweh, Esdi Pangganti dalam sambutan diakhir Ibadah menyampaikan terimakasih untuk kehadiran kaum bapak yang ada dan terus berharap dukungannya dalam kegiatan-kegiatan yang digagas oleh SPB, termasuk membayar Iuran Koperasi SPB yang telah berjalan. (sdp)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar