Kesungguhan adalah dasar dari segala
etika, pelayanan, bahkan kesungguhan adalah dasar dari segala sesuatu
yang bertahan sampai selama-lamanya. Janganlah takut akan kegagalan,
tapi takutlah kalau diri Anda adalah orang yang palsu. Jangan takut
hidup Anda tidak berbuah, tetapi takutlah kalau Anda memiliki iman yang
tidak murni. Jangan takut digagalkan ataupun dianiaya sehingga Anda
menjadi orang yang tidak sukses, tetapi takutlah jika Anda tidak
membersihkan hal-hal yang tidak beres dalam motivasi Anda. Kalau kita
sudah menerima kualitas yang benar dan teruji, barulah kita
mempertumbuhkan kuantitasnya. Berbuahlah banyak.
Banyak orang Kristen yang sudah
berpuluh-puluh tahun menjadi Kristen dan belum pernah berbuah bagi
Tuhan. Bolehkah kita menjadi orang Kristen yang terus menerima anugerah
Tuhan tetapi tidak menyalurkannya dalam hidup orang lain? Bolehkah kita
menjadi orang Kristen yang terus menerima berkat, tetapi tidak berbuah
untuk Tuhan? Bolehkah kita menjadi orang Kristen yang egois? Tidak.
Egoisme adalah musuh hidup kekristenan yang terbesar. Hidup Kristen
adalah hidup yang tidak berpusat pada diri sendiri, melainkan hidup
untuk memuliakan Tuhan dan berfaedah bagi orang lain. Kalau prinsip ini
terus menerus mendasari akan etika dan tingkah laku kita, maka kita akan
menjadi orang Kristen yang rohaninya beres.
A. KONSEP BUAH-BUAH ORANG KRISTEN
Berbuah merupakan suatu tanda. Ini
merupakan suatu tanda perbedaan antara ciptaan Allah dan buatan tangan
manusia. Yang dibuat oleh manusia, tidak bisa berbuah; sedangkan yang
dibuat oleh Allah, bisa berbuah. Toko-toko seni banyak menjual
ukir-ukiran kayu yang bentuknya mirip sekali dengan pohon pisang yang
sedang berbuah. Meskipun rupanya seperti asli, tetapi pohon tersebut
tidak bisa berbuah lagi karena itu buatan manusia. Buatan Tuhan adalah
tumbuh-tumbuhan yang bisa mengeluarkan buah dari hidup yang memiliki
kromosom yang sejenis dengan induknya. Yesus Kristus berkata, “Setiap
ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang
berbuah, dibersihkan-Nya supaya ia lebih banyak berbuah.” Di sini
adalah satu kehendak Tuhan yaitu agar kita menjadi orang Kristen yang
berbuah.
1. Buah Merupakan Tanda Kehidupan
Pada waktu sebuah pohon berbuah, ini
menandakan pohon itu masih hidup. Jadi buah adalah tanda hidup. Jika
Anda mempunyai kehidupan, maka dengan sendirinya kehidupan itu akan
mengeluarkan buah. Alkitab berkata, “Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.”(Yakobus
2:17). Dan Alkitab berkata dengan jelas kepada kita bahwa tubuh tanpa
jiwa adalah mayat. Demikian pula iman tanpa buah adalah mati. Jikalau
kita mempunyai iman di dalam tetapi tidak mempunyai kelakuan di luar,
kita merupakan orang Kristen yang mati, orang Kristen yang menipu diri.
Yohanes Pembaptis berkata: “Hasilkanlah buah yang sesuai dengan
pertobatan.” (Matius 3:8).
Kita harus membedakan hati pertobatan
dan buah-buah pertobatan. Hati pertobatan itu dilihat oleh Tuhan, tetapi
buah pertobatan dilihat oleh sesama manusia. Jikalau hati Anda beriman
kepada Tuhan, tetapi kelakuan Anda bertentangan dengan iman, maka Anda
bukan saja tidak mempermuliakan nama Tuhan, tetapi juga akan memberikan
kesempatan bagi orang bukan Kristen untuk menganiaya orang Kristen,
mengumpat orang Kristen, dan memfitnah orang Kristen lain, karena buah
merupakan tanda hidup.
2. Buah Merupakan Tanda Pertumbuhan
Kalau Anda belum pernah menanam pohon
dengan tangan sendiri dan hanya bisa membeli buah-buahan dari pasar,
maka Anda belum mengerti apa artinya sabar menantikan dan mengharapkan
pohon yang ditanam bertumbuh dan mengeluarkan buah. Jika Anda menanam
benih dan menyaksikan benih itu bertumbuh makin besar dan suatu saat
berbuah, maka Anda akan sangat terhibur. Demikian juga hidup orang
Kristen. Paulus berkata kepada orang Kristen zamannya dengan suatu
ilustrasi bahwa ia bagaikan ibu rohani, yang terus bertahan melahirkan
anak rohani. Ia bertahan dan sabar menunggu supaya suatu hari, dengan
penderitaan seperti seorang ibu yang melahirkan, Paulus bisa melihat
Kristus hidup di dalam orang yang beriman.
Kadang kita melihat anak orang lain yang
bertumbuh dengan cepat dan heran melihatnya, tetapi tentu saja ibunya
yang setiap hari mengasuh dan memberinya makan dan merawatnya tidaklah
terkejut melihat anaknya bertambah besar. Buah-buahan yang baik yang
dibeli di pasar bisa Anda dapatkan lebih mudah daripada menanamnya
sendiri. Berbuah adalah tanda pertumbuhan.
Jika Anda mau menjadi orang Kristen yang
bertumbuh, nyatakanlah anugerah Tuhan yang sudah Anda terima kepada
orang lain dengan mengabarkan Injil. Setiap orang yang mau melayani
Tuhan harus belajar bergumul sendiri untuk bertumbuh, karena bertumbuh
itu tidak bisa dibantu atau ditolong oleh orang lain. Ada
prinsip-prinsip dasar untuk bertumbuh. Tidak ada satu metode pun yang
bisa diciptakan manusia yang dapat dengan mutlak memperkembangkan
penginjilan yang sejati. Begitu banyak orang hendak memperkembangkan
penginjilan dengan cara yang cepat, bahkan yang tidak sesuai dengan
Alkitab. Penginjilan dan iman dari mendengarkan firman Tuhan, mengerti
firman Tuhan, bertobat meninggalkan dosa, dan menerima Tuhan Yesus
sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi.
3. Buah Merupakan Tanda Kematangan
Jika sebatang pohon berbuah, maka buah
tidak hanya menyatakan pohon itu hidup dan bertumbuh tapi juga
menyatakan bahwa pohon itu sudah matang. Mengapa ada orang Kristen yang
rohaninya tidak matang-matang?Karena rahasia kematangan belum diterima
dan dijalankan olehnya. Siapakah orang yang kerohaniannya matang?
Pertama: Orang yang matang adalah orang yang tidak lagi mementingkan diri sendiri. Kalau
Anda selalu merasa kurang diperhatikan orang lain, maka Anda belum
memiliki kematangan secara rohani. Lebih baik Anda mulai memikirkan
untuk belajar rendah hati, menyapa orang lain lebih dahulu, melayani
orang lain, mengubah pembawaan yang tadinya pasif terhadap orang lain
menjadi aktif dan menuntut lebih banyak dari diri sendiri, bukan dari
orang lain. Kalau Anda selalu merasa dirugikan oleh orang lain, maka
Anda tak akan pernah merasakan sukacita. Tetapi orang yang menuntut diri
sendiri untuk lebih banyak melayani senantiasa memperoleh kesukaan.
Manusia yang masih suka mementingkan diri sendiri, tetap belum memiliki
kematangan. Namun meskipun orang masih berusia muda, tapi sudah
memikirkan orang lain, ia sudah memiliki kematangan. The self centered life is hated by God. Yesus
mengatakan, “Jikalau ada orang mau mengikut Aku, biarlah ia menyangkal
diri dan memikul salib.” Kalau orang selalu menganggap dirinya sebagai
yang paling penting, maka justru dia tidak bisa menjadi murid Yesus.
Kalau Anda mau berbuah, harus menyangkal sikap egoisme diri pribadi.
Kedua: Bertanggung jawab. Apa
saja yang sudah kita katakan dan janjikan kepada orang lain, harus kita
lakukan. Seorang anak kecil dapat melihat keagungan atau keburukan
watak orang tuanya melalui berapa banyak mereka memenuhi janji yang
sudah mereka ucapkan di hadapan anaknya. Di gereja ada dua macam orang
yang kurang bertanggung jawab, yang pertama adalah orang yang tidak melakukan suatu apapun jika itu tidak menguntungkan dirinya sendiri; dan macam orang kedua yaitu orang yang setiap kali mengiyakan setiap pekerjaan, tapi tidak pernah melakukannya.
Tuhan Yesus mengatakan tentang dua orang
anak yang diperintahkan oleh ayahnya untuk pergi ke ladang. Anak yang
satu menolak perintah ayahnya, sedangkan anak yang lain mengiyakan
perintah ayahnya. Tapi akhirnya anak yang menolak perintah ayahnya
menyesal lalu pergi ke ladang; sedangkan anak yang tadinya mengiyakan
perintah ayahnya malah tidak pergi. Manakah yang lebih baik dari antara
dua orang ini? Dua-duanya kurang baik. Lebih baik kita berkata: Ya, lalu
menjalankan apa yang diperintahkan. Orang macam apakah Anda di hadapan
Tuhan? Kristen macam apakah Anda di hadapan Tuhan? Jika kita mau
berbuah, maka kita harus mempunyai kematangan. Kematangan datang dari
menyangkal diri, kematangan datang dari perasaan tanggung jawab.
4. Buah Merupakan Tanda Dari Jenis
Buah bukan hanya tanda dari hidup, bukan
saja tanda dari pertumbuhan, bukan saja tanda dari kematangan; tetapi
buah juga merupakan tanda dari jenis. Kalau memang jenisnya baik, maka
buahnya itu baik. Tuhan Yesus berkata: “Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri?” (Matius7:16).
Tentu saja tidak mungkin. Di sini Tuhan Yesus menantang dengan suatu
pertanyaan yang tidak mempunyai jawaban. Kalau jenisnya tidak beres,
maka janganlah menginginkan buahnya beres.
Pada waktu Anda belum menjadi orang
Kristen yang matang, akan mudah bagi Anda untuk menerima begitu saja
hal-hal yang kelihatannya rohani dan alkitabiah. Tetapi kalau Anda terus
memperdalam pengertian Alkitab dan betul-betul mengetahui kerohanian
yang sejati, maka Anda akan berwaspada kepada ajaran-ajaran yang simpang
siur. Dengan hidup sekehendak hati dan suka mengatakan hal-hal yang
tidak ada kebenarannya, banyak pengajar Kristen tanpa sadar sudah
bersalah kepada Roh Kudus.
Janganlah Anda mengira bahwa setan tidak
bisa memalsukan Roh Kudus. Roh Kudus, Roh yang suci, banyak dipalsukan.
Alkitab mengatakan agar kita jangan percaya kepada setiap roh,
melainkan harus mengujinya (1 Yohanes 4:1-6). Orang sekarang banyak yang
tidak menguji tapi hanya menerima saja. Hal ini sama seperti seorang
istri yang membukakan pintu pada tengah malam untuk perampok yang
mengaku sebagai suaminya, istri semacam itu baru akan menyesal setelah
melakukannya. Begitu banyak orang yang memperhatikan hal-hal yang bukan
merupakan prinsip firman Tuhan, tetapi hanya melihat gejala luar yang
bersifat emosional, superfisial, dan hanya dibuat-buat oleh manusia.
Alkitab berkata: “Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.” (Matius
7:15-16). Apakah hidupnya berbuahkan kesucian dan betul-betul mentaati
firman?
Bahasa lidah tiruan dimiliki oleh agama-agama lain yang tidak
menyembah Tuhan, dan itu terjadi apabila orang yang memeluk agama
tersebut sudah masuk ke dalam suasana mistis. Dalam keadaan semacam itu,
maka dari mulutnya akan keluar bahasa-bahasa yang berlainan. Kita harus
hidup berbuah, dan buah itu adalah buah yang memiliki fakta nyata yang
sungguh-sungguh menyatakan bahwa kita memang dipenuhi oleh Roh. Roh
Kudus sifatnya kudus, orang yang berbuah dari Roh Kudus mempunyai hidup
yang kudus, hidupnya menyukai kesucian. Kalau hidup Anda masih menyukai
yang najis, tetapi memiliki gejala seperti dipenuhi Roh Kudus, itu omong
kosong. Kalau hidup Anda memiliki kesucian, dalam pikiran, perkataan,
dan kelakuan, maka itu menandakan di dalam hidup Anda ada benih yang
suci dari Roh Kudus. Jika dalam hidup Anda ada roh kasih, roh setia, roh
yang sabar, roh yang mawas diri, roh sukacita, maka itulah buah Roh
Kudus yang menyatakan sifat-sifat-Nya dalam hidup Anda. Buah menyatakan
akan jenis dari hidup itu. Anda harus lebih memperhatikan hal-hal yang
tidak mungkin dipalsukan, lebih dari hal-hal yang mungkin dipalsukan.
Orang yang menyimpan banyak kebencian
didalam hatinya, tidak mungkin tidak banyak mengutuk orang lain di dalam
perkataannya. Tetapi orang yang banyak mempunyai cinta kasih di dalam
hatinya, dengan sesungguhnya akan mengeluarkan kelakuan dan perbuatan
yang sejati. Apakah segala yang Anda katakan itu benar, baik, setia,
suci dan adil? Tuhan kita adalah Tuhan yang memberikan benih yang baik.
Dalam kitab Yeremia, firman Tuhan berkata bahwa anggur-anggur pilihan
yang ditanam-Nya berubah menjadi anggur-anggur berbau busuk dan liar
(Yeremia 2:21). Apakah hidup Anda sesuai dengan firman? Nyatakan benih
dengan jenis yang sesungguhnya yang murni!
5. Buah Merupakan Tanda Derajat Hidup Yang Baru
Buah yang kita nyatakan menunjukkan
sampai di mana derajat hidup kita. Peribahasa Tiongkok mengatakan: Dari
mulut anjing tidak mungkin keluar gading. Anda tentu merasa aneh kalau
ada seekor anjing yang mempunyai gading, tetapi jika di dalam mulut
gading yang dewasa lalu keluar gading, itu memang wajar. Tidak setiap
gajah memiliki gading, tapi pada suatu taraf tertentu, gading gajah akan
keluar. Demikian juga hidup kita, jangan sekali-kali kita meniru cara
orang rohani. Jika seorang rohani berbuat ini dan itu, janganlah selalu
menirunya karena bagi orang tersebut hal itu adalah wajar namun bagi
kita hal tersebut merupakan paksaan. Bagi orang-orang tertentu, apa yang
dikatakannya cocok dengan pribadi dan tingkah lakunya, karena baginya
itu alamiah. Tetapi bagi orang yang meniru-niru maka hal itu merupakan
paksaan.
Sebuah gelas yang terus menerus diisi
penuh dengan air akan meluap. Jika Anda melihat orang rohani yang terus
menerus mengalirkan berkat bagi orang lain, lalu Anda ingin menjadi sama
seperti dia, itu ibarat gelas yang mengalirkan air melalui pembocoran,
bukan mengalirkan air melalui kelimpahan. Yang alamiah itu mengalir
melimpah, yang paksaan itu mengalir karena bocor. Kelihatan sama-sama
mengalirkan air, tetapi yang pertama adalah alamiah, dan yang terakhir
karena paksaan. Berbuah itu harus alamiah, jangan bersaing terhadap
orang lain. Jika Anda selalu berusaha menyamakan diri Anda dengan orang
lain yang rohani, meniru caranya mencintai Tuhan, caranya berbicara,
caranya berdoa dan sebagainya, maka Anda akan memaksakan sesuatu yang
tidak seharusnya. Biarlah Anda menghasilkan buah secara alamiah,
mengalir secara alamiah. Karena memaksa diri sendiri seperti orang lain,
itu tidak ada gunanya.
Jika orang lain memberikan persembahan
yang jumlahnya cukup besar, lalu Anda pun karena memaksakan diri supaya
sama seperti orang itu memberikan persembahan dalam jumlah cukup besar
padahal Anda tak mampu, bukankah persembahan Anda itu tidak berguna?
Jika orang lain bersaksi dengan kalimat-kalimat yang panjang, lalu Anda
juga ingin seperti dia bersaksi di atas mimbar dengan kalimat-kalimat
sama banyaknya meski dipaksakan, tentu itu akan membuat isi kesaksian
Anda menjadi sembarangan saja. Jika orang lain membuat sesuatu yang
benar, lalu Anda juga meniru dia membuat sesuatu yang benar untuk
sekedar menyaingi orang tersebut, maka hal itu juga tidak ada gunanya.
Buah adalah hasil yang alamiah, sehingga
tidak ada pohon yang bisa dipaksa untuk berbuah. Waktu pohon sudah
sampai tarafnya berbuah, maka buah akan muncul. Namun karena ada
perbedaan derajat, maka walaupun dalam satu pohon, tentu ada buah yang
masam dan ada buah yang manis. Mulai sekarang janganlah Anda meminta
sesuatu pada Tuhan sesuai dengan kehendak sendiri ataupun memaksa Tuhan
untuk taat kepada Anda, itu bukanlah doa. Berdoalah supaya Anda digarap
oleh Tuhan sehingga bertumbuh, betul-betul mengerti dan betul-betul
menghasilkan buah secara alamiah seperti apa yang diinginkan oleh Tuhan.
Berjanjilah kepada Tuhan dalam doa untuk tidak lagi menjadi orang yang
egois seperti sebelumnya, tidak lagi menjadi orang Kristen yang tidak
berbuah, tidak lagi menjadi orang Kristen yang kekanak-kanakan, tetapi
menjadi orang Kristen yang mau berbuah di dalam anugerah Tuhan dan yang
memuliakan Dia.
B. PRINSIP DAN PENERAPAN HIDUP BERBUAH
Sebelum Yesus Kristus naik ke atas kayu
salib, Ia mengumpulkan semua murid yang dicintai-Nya, menunjukkan kepada
mereka akan kasih yang tuntas, kasih yang sampai kesudahan kepada
mereka. Dalam Yohanes 15 kita melihat pengajaran penting dari Tuhan
Yesus tentang hidup yang berbuah, yang berlainan dengan banyaknya ajaran
orang masa kini tentang buah yang dihasilkan Roh Kudus. Dalam Injil
Yohanes pasal 14 dan 16, pekerjaan Roh Kudus dipaparkan dengan jelas,
antara lain mempertobatkan orang dan mengajar orang tentang kebenaran.
Tetapi Yohanes 15 memiliki tempat tersendiri, karena didalamnya mengajar
bahwa hidup yang berbuah yaitu hidup sesudah dipenuhi Roh Kudus.
Tanpa Roh Kudus tidak ada orang
yang sungguh-sungguh bisa hidup suci, memiliki buah yang
sungguh-sungguh, dan perlengkapan untuk berani memberitakan Injil. Dalam
pasal ini, istilah Roh Kudus tidak banyak muncul, karena tersisip di
dalam hidup kita yang berkaitan dengan Tuhan, hidup manusia digabungkan
dengan suatu kekuatan yang mengeluarkan kuasa hidup yang berasal dari
pokok kepada carang.
Yesus berkata: “Akulah pokok anggur yang
sejati dan kamulah ranting-rantingnya.” Dari pokok sampai ke carang
(ranting) ada cairan yang menggabungkan dan itu sebenarnya melukiskan
pekerjaan Roh Kudus yaitu dengan menggabungkan kita sebagai orang
beriman kepada sumber iman kita yaitu Yesus Kristus. Ada orang Kristen
yang melayani Tuhan tidak habis-habis, tapi selalu merasa kurang
melayani; dan sebaliknya ada pula orang Kristen yang tak pernah melayani
tetapi merasa dirinya adalah orang Kristen yang cukup baik. Adakah
pekerjaan Roh Kudus dalam kita pada saat melayani Tuhan?
Doktrin yang paling penting dan paling
banyak ditiru serta disamar-samarkan dengan ajaran yang palsu dan tidak
beres adalah doktrin tentang Roh Kudus. Roh Kudus adalah Roh yang suci.
Segala gejala-gejala kehidupan di luar yang kelihatannya suci tetapi
tidak mengakibatkan kesucian yang sesungguhnya yang keluar dari dalam
hidup Anda, tidak pernah menjadi tanda bahwa orang itu sungguh-sungguh
dipenuhi Roh Kudus. Pada waktu Yesus Kristus berkata, “Jikalau kamu
tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu….”(Yohanes
15:7); ini menunjukkan suatu penggabungan yang hanya mungkin dikerjakan
oleh Roh Kudus. Kristus berada dalam diri kita melalui hadirnya Roh
Kudus, kita bersatu dengan Kristus melalui penggabungan yang dilakukan
Roh Kudus. “Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kudus, ia bukan milik
Kristus.” (Roma 8:9).
Roh Kudus menggabungkan kita dengan
kematian Yesus Kristus, dan dengan otomatis juga menggabungkan kita
dengan kebangkitan Yesus Kristus. Karena Roh Kudus telah membangkitkan
Kristus dengan kuasa kebangkitan, maka Roh Kudus juga akan membangkitkan
kita dengan kuasa kebangkitan yang sama. Dengan kuasa Roh Kudus, kita
boleh melayani dengan tidak mengenal lelah, melayani tanpa
memperhitungkan pengorbanan, melayani dengan kerelaan dan sukacita,
serta berbuah terus dalam hidup yang berkelimpahan.
Ada perbedaan besar antara orang yang
hidupnya papa dengan orang yang hidupnya kaya. Orang yang hidupnya kaya,
terus mengalirkan anugerah dan berkat Tuhan. Dari mulut dan
perkataannya mengalir perkataan yang indah bagaikan madu rohani, tingkah
lakunya memberikan teladan yang membangun bagi orang lain, hidup yang
limpah dihasilkan dari kepenuhan Roh Kudus. Waktu Roh Kudus memenuhi
seseorang dan betul-betul mengurapi seseorang, maka orang ini
mengeluarkan kalimat yang indah, sifat dan tingkah laku yang indah,
ketegasan dan keadilan yang seturut kehendak Allah, kesucian, tidak
kompromi dengan dosa dan penuh dengan kesabaran terhadap sesama manusia –
orang ini tidak toleran terhadap dosa, tetapi mengasihi orang berdosa.
Beberapa prinsip yang Tuhan berikan tentang bagaimana berbuah, kita dapatkan di sini:
- Senantiasa Berada Dalam Tuhan, Istilah senantiasa berada di dalam Tuhan, memiliki dua arti yaitu kontinuitas dan konsistensi. Banyak orang tidak mengerti akan kontinuitas ini sehingga mereka kadang-kadang cinta Tuhan, kadang-kadang cinta hantu; kadang-kadang pergi kepada Tuhan, kadang-kadang pergi ke klenteng. Orang seperti ini tidak memelihara suatu kesetiaan di dalam kontinuitas. Keadaan senantiasa ini menjadikan kita orang yang terus hidup di dalam Tuhan. Jika kita memerlukan 300 liter oksigen tiap hari untuk bernafas, bolehkah jika kita selama dua jam berturut-turut bernafas dan berusaha menghirup 300 liter oksigen, lalu selama sepuluh jam berikutnya tidak bernafas lagi? Tidak, karena hidup memerlukan suatu kontinuitas, satu keberlangsungan. Senantiasa merupakan suatu keberlangsungan yang sinambung untuk memelihara diri di dalam Tuhan. Setan selalu berkata: “Ayo keluar dari hidup dalam cinta Tuhan, ambil cuti dan nanti setelah ambil cuti baru kembali lagi ke kandang Tuhan.” Prinsip firman Tuhan selalu berkata: “Hendaklah kita selalu berada di dalam cinta Tuhan, jangan menjadi seorang yang hari ini panas, besok dingin, hari ini giat, besoknya tidak.” (band. Wahyu 3:14). Ini adalah hal yang paling sering terjadi di kalangan pemuda-pemudi yang mau melayani Tuhan. Lebih mudah memulai pelayanan bagi Tuhan daripada memelihara kontinuitas pelayanan itu. Lebih mudah mati bagi Tuhan daripada hidup setengah mati bekerja bagi Tuhan selama berpuluh-puluh tahun dalam dunia. Konsistensi dan kontinuitas harus terus menerus terjadi dalam hidup melayani Tuhan. Hendaklah kita tetap berdoa meminta jiwa yang senantiasa tetap berada di dalam kasih Tuhan. Banyak orang Kristen tidak dapat berbuah karena mereka menolak untuk terus menerus taat kepada Tuhan. Mereka taat hanya untuk sementara waktu lalu setelah itu mencoba untuk menipu dan memanipulasi kemudian meninggalkan Tuhan. Jangan bermain-main dengan Tuhan, karena Tuhan adalah TUHAN, maka Anda harus menyerahkan diri untuk taat. Adakah yang mengganti tempat Tuhan di dalam hati Anda? Apakah konsistensi dan kontinuitas Anda melayani Tuhan masih seperti dulu atau tidak? Yesus mengatakan jika Anda selalu berada di dalam Dia, maka Anda akan berbuah. Cara kesuksesan berbuah yang sejati, yaitu terus menerus berada di dalam Tuhan, bukan hidup kerohanian yang panas-dingin. Ikan yang hidupnya di permukaan laut adalah ikan yang ikut arus dan ombak. Waktu permukaan laut tenang, ikan itu ikut tenang; waktu ombak bergolak, ikan itu bergolak karena ia terpengaruh oleh permukaan laut yang tidak tetap itu. Tidak demikian halnya dengan ikan yang hidup di laut yang dalam. Biar bagaimana pun ombak bergolak ia tetap stabil. Kita memerlukan kestabilan dan kemantapan rohani yang tidak dipengaruhi oleh lingkungan, senantiasa berada di dalam Tuhan – ini adalah rahasia berbuah yang pertama.
- Suci Di Dalam Firman, Yesus berkata: “Kamu memang sudah bersih karena firman yang Kukatakan kepadamu” dan “firman-Ku tinggal di dalam kamu.” Darimanakah kesucian dihasilkan? Sebagai orang Kristen, bagaimanakah kita bisa menjadi lebih suci? Apakah dengan doa kita bisa langsung menjadi suci? Alkitab ada mengajarkan tentang doa memohon kesucian, hati yang lurus dan hidup yang suci. Pemaparan Alkitab tentang cara yang konkrit untuk hidup yang suci adalah hidup menjadi suci karena firman bekerja di dalam hati. Firman Tuhan mempunyai kuasa penyucian yang tidak bisa dibandingkan dengan yang lain. Salah satu contohnya mungkin Anda pernah alami, yaitu saat di mana Anda sungguh-sungguh mempersiapkan hati dan diri untuk mengikuti kebaktian, membuka hati Anda seperti tanah yang sudah dipersiapkan untuk ditanami benih. Lalu waktu Anda mendengarkan khotbah, hati Anda diterangi dan ditelanjangi oleh perkataan-perkataan dari firman Tuhan yang diucapkan oleh pengkhotbah, sehingga Anda melihat diri sendiri begitu banyak kesalahan yang perlu dibereskan di hadapan Tuhan. Ada dua tanggapan jika Anda dalam keadaan seperti ini, pertama, yaitu Anda dapat saja bersikap seolah-olah tidak ada apa-apa, walaupun firman Tuhan sudah menerangi hati Anda. Kedua, yaitu Anda bersikap mengoreksi diri dan membersihkan diri kembali. Yang manakah yang menjadi respons Anda? Yesus Kristus mengatakan bahwa firman itu membersihkan. Jikalau firman membersihkan Anda, maka Anda akan berbuah. Hari ini terlalu banyak orang Kristen tidak bisa berbuah, tidak mempunyai kekuatan berbuah karena hidupnya tidak dibersihkan firman Tuhan. Jika motivasi tidak bersih, maka perkataan kita tidak mungkin mengandung kuasa. Tuhan tidak akan mengaruniakan kuasa bagi mereka yang memiliki motivasi-motivasi yang tidak beres dalam melayani Dia. Jikalau kita menjadi orang Kristen yang tidak bersih, baik dalam pikiran, hati dan tangan, maka kita tidak mungkin mempunyai kuasa untuk berbuah. Apakah hubungan antara firman Tuhan dan kesucian? Yesus Kristus dengan jelas mengatakan dalam Yohanes 17:17, “Kuduskanlah mereka (murid-murid Kristus) dalam kebenaran; Firman-Mu adalah kebenaran.” Hanya melalui kebenaran-lah manusia bisa menjadi suci dan itu berada di dalam Firman Tuhan. Itu sebabnya, jika kita tidak memberitakan firman, tidak mungkin ada pengudusan yang dikerjakan oleh Roh Kudus. Roh Kudus adalah Roh kebenaran yang menguduskan. Waktu kita mendengarkan dan menerima Firman, firman itu sendiri menjadi cahaya menerangi segala kesalahan dan dosa yang ada pada kita. Firman itu sekaligus menjadi pisau yang mengoperasi dan membuang segala yang tidak beres dalam hidup kita. Firman itu juga menjadi seperti air yang menguduskan kita. Jikalau Anda sudah mendengarkan khotbah selama puluhan tahun dan kelihatan menjadi seorang Kristen yang tua, tetapi hidup Anda lebih najis dari sebelumnya, celakalah Anda! Jikalau Anda sudah masuk ke dalam gereja, lalu setelah kebaktian Anda keluar dan hidup lebih kotor daripada sebelum masuk ke gereja atau tanpa ada perubahan, maka kebaktian yang Anda ikuti itu tidak menjadi berkat bagi Anda. Kebaktian itu bukan menjadi berkat tetapi menjadi kutukan, dan firman yang Anda dengarkan akan menjadi tuntutan yang menghakimi Anda pada hari kiamat. Mengapa banyak orang yang membaca Kitab Suci sambil menghakimi dan menuntut orang lain? Alkitab mengatakan bahwa barangsiapa datang kepada firman Tuhan, sama seperti berdiri di hadapan cermin (Yakobus 1:22-24). Waktu melihat cermin, maka yang Anda lihat bukanlah cermin itu sendiri tetapi diri Anda. Bukankah jika Anda melihat cermin, maka yang Anda lihat adalah diri Anda sendiri? Dengan melihat diri di cermin, maka Anda dapat tahu ketidak-beresan dalam diri Anda, kotornya Anda dan kurang bagusnya Anda. Waktu Anda melihat kotornya diri Anda melalui cermin, bukankah Anda bersyukur dapat melihat hal itu, lalu pergi membersihkan diri? Demikianlah seharusnya yang kita lakukan bila kita mendengar Firman Tuhan. Mintalah Tuhan membersihkan diri Anda. Setiapkali sebelum membaca Kitab Suci, berdoalah mohon penyucian dari Tuhan, dan setiap kali setelah membaca Kitab Suci, hiduplah lebih suci. Setiap kali sebelum mendengarkan khotbah, bersiap untuk rela dibersihkan oleh Firman. Setelah mendengarkan khotbah, hiduplah lebih bersih. Dengan hidup secara demikian, Anda bisa berbuah bagi Tuhan.
- Pemotongan dan Pembersihan Daun, “Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah dibersihkan-Nya supaya ia lebih banyak berbuah. Kamu memang sudah bersih karena firman yang sudah Kukatakan kepadamu.” Dalam terjemahan lain, kata dibersihkan berarti dipotong supaya lebih rapi. Apa yang tidak diperlukan harus dibuang, sehingga yang sisa adalah yang perlu saja. Mendidik anak-anak memerlukan bijaksana seperti Tuhan memotong daun-daun yang tidak perlu tumbuh. Kenakalan anak-anak harus diperhatikan dengan saksama, kalau perlu dihukum dengan bijaksana. Marah-marah tidak ada gunanya dalam pendidikan anak, tetapi mendidik dengan ketat, dengan mengingat bahwa apa-apa yang tidak perlu dalam diri mereka mesti dibersihkan. Itulah pendidikan yang efisien dan efektif. Hal-hal yang bersifat membesarkan diri harus dipotong demi hidup yang berbuah. Apa yang merupakan kemuliaan diri dan kebanggaan-kebanggaan Anda akan dipotong oleh Tuhan supaya Anda berbuah. Pada waktu ‘gunting’ Tuhan memotong Anda, hendaklah Anda bersabar. Kadang-kadang Tuhan mengambil pacar Anda atau anak yang paling Anda cintai, karir, kecukupan materi, atau hal lain yang tidak pernah Anda pikirkan sebelumnya dan bahkan hari depan kelihatan begitu suram sehingga kita tidak tahu apa yang harus kita perbuat. Mungkin Anda bertanya: “Dimanakah Tuhan? Aku tidak melihat kemuliaan-Mu. Di manakah Tuhan? Aku tidak melihat penyertaan-Mu.” Tuhan tinggal diam seolah-olah tidak menjawab sampai Anda mengerti firman yang mengatakan bahwa Dia sedang membersihkan dan memotong daun-daun yang merintangi Anda berbuah. Pada waktu api yang besar menelan kota London, maka setelah selesai kebakaran besar itu, raja Inggris menugaskan seorang arsitek yang besar bernama Christopher Ramm membangun kembali gereja St. Paul yang megah. yang lalu dipakai oleh pangeran Charles melangsungkan pernikahan. Ukiran-ukiran yang besar dan bagus dipasang kira-kira 260 kaki tingginya dari tanah. Ada seorang yang mengukir salah satu hiasan di situ dan berdiri pada tempat tertinggi dari gereja itu. Ia sedang memandangi hasil ukirannya yang baru saja selesai. Tetapi secara tidak sadar, ia memandangnya sambil berjalan mundur setapak demi setapak sampai sudah berada di ujung papan pembatas. Jika ia mundur setapak lagi ia pasti jatuh dan mati. Seorang rekan dipinggirnya melihatnya, lalu amat terkejut karena posisi berdiri rekan pengukir itu sudah amat berbahaya, bahkan mungkin jika ia berteriak memperingatkan malah akan membuat rekan tersebut jatuh. Akhirnya tidak ada cara lain, maka ia mengambil kuas seorang yang sedang mengapur dinding dan merusak hasil ukiran rekannya itu. Waktu ukiran tersebut dicat tidak karuan oleh rekan yang berusaha menyelamatkannya itu, si pengukir amat marah dan langsung menghampiri dia dan mau memukulnya. Tapi orang itu lalu memperingatkan dan menunjuk tempat di mana si pengukir itu berdiri. Akhirnya si pengukit sadar bahwa rekannya itu sedang berusaha menyelamatkan dirinya.
Demikian Tuhan kita, kadang-kadang Dia
merusak gambaran yang kita idam-idamkan, mengambil orang yang paling
kita cintai dan memberikan hal-hal yang paling sulit dalam hidup kita.
Cara Tuhan seringkali melawan logika dan pikiran manusia, tetapi justru
cara Tuhan adalah cara yang terbaik.
Mungkin sudah lama Anda marah dan dengan
tangisan Anda berdebat dengan Tuhan, tetapi biarlah Anda mendengar
suara Tuhan yang penuh kasih, yang mengatakan bahwa hal itu perlu
dikerjakan dalam diri Anda untuk kebaikan Anda. Bisakah Anda dengan air
mata kembali kepada Tuhan dan bersyukur atas ‘gunting’ Tuhan yang sedang
memotong daun-daun yang indah dalam diri Anda sehingga Anda kelihatan
gundul? Maukah Anda tetap mencintai Tuhan? Maukah Anda mendapatkan
rahasia hidup berbuah?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar